Wahai laki-laki, ketahuilah olehmu satu hal; jangan pernah sekali pun meremehkan wanita hanya karena statusnya adalah janda, dan jangan pula menganggap mulia seorang wanita hanya karena status perawan, cantik, dan nasabnya yang mulia. Allah Ta’ala tidak pernah menilai mulia atau hina hanya lantaran status.
Tahukah kalian, wahai laki-laki, bahwa Khadijah binti Khuwailid yang menjadi cinta pertama bagi laki-laki terbaik dalam sejarah umat manusia, sebelum itu adalah seorang wanita yang juga berstatus janda? Bahkan, beliau yang merupakan pebisnis ulung ini telah menjanda sebanyak dua kali. Apakah status janda tersebut menghalanginya dari kemuliaan?
Setelah dinikahi oleh Nabi akhir zaman, bahkan suaminya adalah semulia-mulianya Nabi dan Rasul Allah, Ummu Khadijah pun semakin mulia karena taat dan dukungannya kepada sang suami serta kasih dan sayangnya kepada anak-anaknya.
Beliau menjadi salah satu dari dua istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang melahirkan darah daging dari sosok berjuluk al-Amin yang terpercaya itu. Bahkan, karenanya, Ummu ‘Aisyah yang dinikahi dalam keadaan perawan merasa iri kepada bunda Khadijah. Adakah kalian tidak pernah mendengar riwayat-riwayat ini hingga dengan mudah meremehkan status janda dan memandangnya dengan sebelah mata?
Jika satu sosok ini saja belum cukup, cobalah lihat pribadi mengagumkan bernama Saudah anaknya Zum’ah. Dari segi fisik, tak ada yang menarik darinya kecuali tua, tidak bisa dikatakan cantik, dan gemuk. Tapi, Rasulullah telah memilihnya sebagai istri yang pertama kali dinikahi sepeninggal Ummu Khadijah al-Kubra.
Tengoklah, Ummu Saudah binti Zum’ah adalah seorang wanita yang ‘alim, penuh kasih sayang kepada suami dan anak-anaknya, serta ahli ibadah kepada Allah Ta’ala. Keutamaan-keutamaan itu pula yang membuat beliau memberikan jatah malamnya kepada ‘Aisyah binti Abu Bakar. Adakah istri-istri zaman ini yang rela berbagi suami dan memilih sibuk beribadah kepada Allah Ta’ala?
Sungguh, Ummu Saudah adalah di antara sebaik-baiknya janda yang memiliki berjuta pesona yang masyhur dengan ungkapannya, “Aku hanya ingin dibangkitkan di akhirat sebagai istri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” Dan karena perkataannya itu pula, Rasul urung menceraikan wanita agung nan mulia ini.
Masih belum cukupkah dua nama janda agung itu untuk kalian ketahui, wahai orang-orang bodoh yang sok tahu?
Jika belum, cermatilah satu nama bernama Hafshah binti ‘Umar bin Khaththab. Seorang janda muda yang dinikahi Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan berjuluk shawwamah dan qawwamah. Tahukah kau, apa makna dua julukan itu? Ialah wanita yang ahli shaum sunnah dan shalat malam.
Apakah kalian berani menghina seorang muslimah hanya karena ia seorang janda, padahal Allah Ta’ala memuliakannya bersebab kualitas ruhani dan ibadahnya?
Sungguh, janda atau perawan hanya status. Yang membuat mereka mulia hanyalah taqwa. Bukan selainnya.
Sumber : keluargacinta.com