"Mau bikin Paspor kang ? Tidak akan kebagian nomor antrean kang kalau
jam segini mah, kalau mau sini dititip ke teman saya," kata seorang pria berambut pendek yang berdiri di pintu masuk Kantor Imigrasi Kelas II Bogor, Rabu (13/4/2016).
Tawaran pembuatan Paspor kilat di Kantor Imigrasi Bogor ini diakui AS (30), seorang warga yang sedang mengurus pembuatan Paspor di kantor tersebut.
"Iya saya ditawari harga segitu, tapi saya pilih ngurus lewat jalur normal saja," ujar AS kepada TribunnewsBogor.com.
Penasaran dengan informasi yang disampaikan AS, TribunnewsBogor.com mencoba untuk menanyakan harga pembuatan Paspor dari pria yang juga merangkap juru parkir tersebut.
"Kalau sama saya tinggal nunggu difoto saja kang, biayanya Rp 750 ribu saja," ujarnya.
Kemudian TribunnewsBogor.com mencoba untuk menelusuri kegiatan dan gerakan pria yang diduga calo tersebut.
Sambil mempertimbangkan penawaran itu, TribunnewsBogor.com, mencoba untuk tetap menjalankan proses pembuatan paspor kunjungan secara normal dengan mengikuti aturan yang ada.
Untuk mendapat nomor antrean ini, pemohon Pasporwajib menyertakan berbagai persyaratan, serta mengisi formulir dan surat pernyataan.
"Kalau pakai jasa saya, akang tinggal nunggu saja, tidak perlu ngisi-ngisi, itu tugas saya, nanti berkasnya langsung saya masukin
ke petugas," kata pria itu lagi.
Selama menunggu, pantauan TribunnewsBogor.com, melihat kesibukan beberapa pria yang bukan petugas Imigrasi.
Loket pemberian nomor antrean yang sudah tutup sejak pukul 10.00 WIB pas, kembali buka, namun dijaga oleh orang-orang tidak berseragam.
Nomor Antrean
Nomor antrean yang dipegang oleh lelaki ini, merupakan nomor kecil atau nomor yang lebih dulu maju ke loket petugas.
Lelaki dan perempuan di meja pemberian nomor antrean, tepat di sebalah tukang fotocopy, terlihat memegang setumpuk map
yang sama persis dengan petugas sebelumnya.
"Bukan mas, ini mas nomor antrean yang sudah dipesan," kata seorang lelaki berkemeja dan bertubuh tinggi.
Orang-orang ini, sibuk menulis di kertas dan map.
Setelah selesai, setumpuk map ini dibawa ke dalam kantor, langsung diletakan di meja petugas yang sedang melakukan pengisian data dan melakukan foto.
"Pak ini yang tinggal foto yah," ujar lelaki yang sama pada seorang petugas di ruang loket 4, 5 dan 6.
Kepada TribunnewsBogor.com, pria tersebut mengatakan bahwa, hal tersebut memang bisa dilakukan, dan sudah lama dilakukan.
"Memang bisa dititip ke orang dalam, dari pada nunggu lama," katanya.
Sumber : bogor.tribunnews.com