“JIKA Anda tidak keluar dari sini, saya pukul Anda!” bentak lelaki kulit putih itu kepada Arish Signh, 40. Lelaki kulit putih itu membentak Signh, karena Signh mengecam Donald Trump dalam kampanye calon presiden itu di Muscatine, Iowa.
Apa reaksi Signh? Lelaki Muslim berbalut sorban merah dan berjenggot lebat ini berjalan dengan berani menembus kerumunan kampanye si garang Trump. Signh berteriak, “Keadilan sosial dan membela orang yang membutuhkan, dan itu adalah bagian dari iman kami, kaum Sikh. Anda tidak perlu menjadi muslim untuk melawan fanatisme anti-Muslim. Tapi, setiap orang harus melawan kefanatikan dan kebenciannya sendiri, tanpa harus disasar!”
Signh tidak hanya marah, karena Trump mengecam Muslim. Ia juga geram, dengan tindakan baru-baru ini yang dilakukan Trump, saat mengusir wanita berjilbab dalam kampanyenya tempo hari. Inilah alasan Signh melakukan aksi tersebut.
Kronologi Aksi Signh
Cerita bermula saat lelaki bersorban ini, ditemanin temannya Taylor Williams, seorang warga kulit putih, menghadiri kampanye lelaki garang itu, Trump. Saat 20 menit pertama, lelaki garang itu menyampaikan sambutannya dengan mengutarakan kebenciannya terhadap Muslim dan kelompok minoritas.
Lantas, lelaki bersorban itu berteriak. “Mengapa Anda memberikan perlindungan bagi supremasi kulit putih saja?” Signh geram. Ia berbicara begitu sambil membuka lembaran putih bertuliskan: “Hentikan Kebencian”.
Hanya dalam hitungan detik saja, para pasukan keamanan datang menyerbu Signh dan membawanya keluar dari area kampanye Trump.
Lucunya, lelaki garang tersebut malah berteriak “Bye Goodbye”, kepada Signh saat para pendukung Trump meneriakan namanya.
Sementara itu, warga kulit putih pendukung Trump, mengancam akan memukul Signh. Tak heran jika ancaman tersebut hanya ditujukan kepada Signh, tidak untuk teman kulit putihnya Williams, yang pada saat itu memegang tulisan “Hentikan Kebencian”.
Polisi kemudian membawa Signh dan Williams keluar dari kerumunan kampanye tersebut. Mereka dituduh melakukan penghasutan kerusuhan.
Namun, yang lebih mengkhawatirkan, adalah para pendukung Trump marah dan melakukan aksi nekat untuk menyerang kedua lelaki itu.
Kekhawatiran Signh
Signh adalah seorang penulis dan pelawak. Ia mengkhawatirkan jika supremasi kulit putih yang dibawa-bawa oleh Trump membuat warga Iowa mendukung lelaki penuh kontroversi itu menjadi presiden.
Dalam pesan sebelumnya, pemimpin supremasi kulit putih mendesak warga Iowa untuk mendukung Trump. Ia menilai, Trump adalah anugrah bagi mereka, terdidik, pintar, dan berasal dari kelompok ras kulit putih. Terlebih, mereka sangat antusias dengan retorika Trump saat menyuarakan kebenciannya terhadap kelompok minoritas, well, katakanlah kaum Muslim.
Seperti dikutip World Bulletin, Signh mengkhawatirkan Trump akan menebarkan rasa kebencian dan kekerasan terhadap pendukungnya. Seperti dalam kasus imigran Latino, yang dipukul oleh pendukung Trump pada bulan Agustus 2015, di Boston.
Selain itu, lebih jauh lelaki bersorban itu menjelaskan keprihatinannya, jika Trump bisa menebarkan iklim yang dapat menghasut pendukungnya melakukan penyerangan, terhadap kelompok Muslim Sikh. Contohnya pada tahun 2012, enam warga Sikh dibunuh di sebuah tempat ibadah, di Oak Creek, Wisconsin.
Dalam sebuah wawancara Signh mengatakan, akan melakukan aksi serupa, meski terancam ditangkap.
Bagaimana Mr Trump?
Sumber : islampos.com