Dr Catherine Hersch menjelaskan bahwa gejala yang dirasa remaja perempuan ini sangat khas dengan seseorang yang tengah hamil.
"Ini bukan pertama kalinya seorang perempuan muda hamil tanpa persetujuan orang tuanya, tapi gadis ini tampak tulus ketika ia bilang tidak pernah melakukan hubungan seksual dengan anak laki-laki dan ia mendesak saya untuk memeriksa selaput daranya. Saya pun akhirnya memeriksanya dan mengejutkan karena selaput dara sepenuhnya utuh dan tidak mungkin ia telah diresapi oleh sperma laki-laki," tungkas Dr Catherine.
"Dalam 26 tahun praktek, saya tidak pernah mendengar sekali hal seperti itu sebagai seseorang yang diresapi oleh vaksin, tapi saya melakukan beberapa penelitian dan menemukan itu lebih umum daripada pikiran kebanyakan orang," lanjutnya.
Meski masih bingung dengan kondisinya, gadis itu dan keluarganya pun memutuskan untuk menjaga kehamilannya dan menunggu hingga sang bayi lahir.
Sebelumnya, kasus serupa juga terjadi pada tahun 2013, ketika 11 gadis muda di Meksiko yang berusia 11 - 17 tahun mengklaim bahwa mereka hamil setelah diberi Human Papilloma Virus (HPV).
Sumber : citizen6.liputan6.com