Rasis terhadap Presenter Muslim, Komite Nobel Diminta Cabut Nobel Perdamaian Suu Kyi



NAMA pejuang pro demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi kembali menjadi sorotan internasional. Kali ini bukan karena jasanya dalam demokrasi ataupun perdamaian, melainkan sentimen negatifnya kepada seorang presenter yang mewawancarainya.

“Tak ada yang memberi tahu bahwa saya akan diwawancarai oleh seorang muslim,” Kata Suu Kyi usai diwawancara presenter acara BBC Today, Mishal Husain pada tahun 2013.

Hal ini lantaran pertanyaan yang diajukan menyinggung penderitaan umat muslim di Myanmar.

Tak ayal, kata-katanya tersebut memantik respons berbagai pihak. Banyak yang merasa kecewa dengan ucapan rasis peraih nobel perdamaian tahun 2012 ini.

Emerson Yuntho, seorang aktivis demokrasi Indonesia menggagas petisi online meminta agar Komite Nobel Norwegia segera mencabut Nobel Perdamaian yang pernah diberikan pada Presiden Partai National League Democratic (NLD) Myanmar ini.

“Pernyataan Suu Kyi yang bernada rasis barangkali hanya satu kalimat namun maknanya sangat mendalam bagi setiap orang yang mencintai perdamaian,” ujarnya dalam laman petisi Change.org yang dikutip Selasa (29/3/2016).

Menurut Emerson, tidak sedikit orang di sejumlah negara yang sebelumnya kagum terhadap sosok Suu Kyi yang dikenal sebagai figur penyabar, berjuang dalam damai dan hingga akhirnya dapat merebut kekuasaan di Myanmar.

Namun kekaguman tersebut pupus karena ucapan Suu Kyi yang mempermasalahkan agama seorang jurnalis lantaran ia muslim.

“Hal ini juga membuka kembali pertanyaan dunia internasional tentang sikap Suu Kyi terhadap kaum minoritas Muslim di Myanmar,” ujar Koordinator Divisi Monitoring Hukum dan Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW) ini.

Suu Kyi dinilai tidak mengeluarkan pernyataan apapun terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia yng dialami oleh etnis minoritas muslim Rohingya. Selama tiga tahun terakhir, lanjut Emerson, lebih dari 140 ribu etnis muslim Rohingya hidup sengsara dikamp pengungsi di Myanmar dan di berbagai negara.

Nobel Perdamaian dianggap representasi tertinggi yang diberikan khusus untuk orang-orang yang memberikan upaya terbesar atau terbaik bagi persaudaraan antar bangsa.

Jika penerima Nobel dianggap tidak bisa menjaga “perdamaian” maka sudah selayaknya perhargaan yang diterimanya harus dikembalikan atau dicabut oleh Komite Nobel.

“Kami meminta Ketua Komite Nobel untuk mencabut Nobel Perdamaian yang diberikan untuk Suu Kyi. Hanya mereka yang sungguh-sungguh menjaga kedamaian yang layak menerima hadiah Nobel Perdamaian,” tutup Emerson dalam petisinya.

Sumber : islampos.com

Subscribe to receive free email updates: