Zikir Pemantap Rizki si Sopir Angkot



Zikir adalah sarana untuk terus mengingat Allah SWT kapan saja dan di mana saja. Dengan berzikir, segala keraguan dan kekhawatiran di dalam hati hilang begitu saja, berubah menjadi kemantapan.

Kisah zikir sopir angkot ini mungkin dapat menjadi pelajaran bagi setiap muslim. Kisah ini dituliskan oleh Herman Budianto, tatkala dia bertemu sopir angkot beberapa hari lalu kemudian diunggah di akun Facebook miliknya.

Herman tengah menunggu angkot untuk sampai ke tempat kerjanya di kantor Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa. Tidak berapa lama, angkot yang dikendarai pria berambut gondrong muncul.

"Ayo pak haji, langsung nih tidak ngetem," kata si sopir.

Herman sempat berpikir ini hanya strategi si sopir menarik penumpang dengan memanggil pak haji serta tidak ngetem. Dia begitu yakin angkot ini pasti ngetem untuk menunggu penumpang.

Tetapi, Herman memutuskan untuk naik angkot tersebut. Di dalamnya hanya ada dia dengan satu penumpang lain.

Beberapa lama setelah angkot berjalan, salah satu penumpang turun. Melihat angkot itu kosong, Herman merasa kasihan kepada si sopir.

"Saya mulai ajak ngobrol, 'Pak, tidak ngetem dulu saja? Kan penumpang hanya saya'," kata Herman menawarkan kepada si sopir.

"Tidak pak haji, saya sih tidak biasa ngetem, malas dan bikin penumpang tidak suka juga," jawab si sopir.

"Terus gimana dengan penumpang yang sepi begini, apa cukup untuk setoran?" tanya Herman.

Jawaban si sopir membuat Herman kagum. Si sopir ternyata punya kiat tersendiri untuk bisa mendapatkan rezeki.

"Alhamdulillah pak haji selama ini selalu ada rezeki Allah. Sambil nyetir begini saya sambil terus zikir dan berdoa agar rezeki lancar," jawab si sopir.

"Masya Allah, bagus sekali pak. Zikir apa yang biasa dibaca pak?" tanya Herman.

"Pernah di pengajian di masjid, Pak Haji, disuruh membiasakan baca istighfar sebanyak-banyaknya. Insya Allah akan diampuni Allah dan rezeki akan lancar," kata si sopir.

"Alhamdulillah, bagus sekali pak. Semoga terus dilanjutkan zikirnya dan semoga rezekinya makin lancar," kata Herman.

Selang beberapa saat setelah obrolan tersebut, satu per satu penumpang naik ke angkot itu. Angkot pun penuh dengan penumpang.

"Padahal saya lihat angkot lain banyak yang kosong," tulis Herman.

Angkot itu lantas melintas mendekati kantor Dompet Dhuafa. Herman lalu meminta sopir menghentikan angkot dan dia turun.

"Ooo, Pak Haji kerja di Dompet Dhuafa. Tidak usah bayar, Pak Haji. Anak saya pernah dibantu waktu sakit," kata si sopir.

Herman menolak perkataan itu. Dia tetap membayar ongkos angkot tersebut.

"Alhamdulillah, Pak. Semoga putranya terus sehat, tapi saya tetap bayar ya. Assalamu 'alaikum," kata Herman.

Salam itu lantas dijawab sang sopir. "Wa'alaikum salam."

Sumber : dream.co.id

Subscribe to receive free email updates: