Tahun Depan Bangun Terowongan Bawah Air Musi III



Progres pembangunan Jembatan Musi III dengan menggunakan penerapan konstruksi Immersed Tunnel kini tengah digodok oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) wilayah III.

Pengerjaan Immersed Tunnel atau terowongan bawah air Musi III yang melalui Pulau Kemaro akan dimulai tahun depan.

Untuk menerapkan sistem tersebut, pihak BBPJN III bekerjasama dengan kedutaan Belanda untuk melakukan pengecekan langsung ke lokasi untuk melihat keadaan secara langsung.

Konsultan Senior Kebijakan Ekonomi Kedutaan Besar Kerajaan Belanda Peter Halm mengatakan membangun terowongan lebih bijak bila dibandingkan dengan membangun jembatan.

Pembangunan jembatan untuk infrastruktur penyebrangan tidak sepenuhnya salah. Namun dalam beberapa kondisi, membangun terowongan bawah air lebih baik daripada membangun jembatan," kata dia, disela peninjauan ke lokasi Musi III dan Musi V, Kamis (31/3).

Ia mengatakan ramainya transportasi dan aktivitas di Sungai Musi pun menjadi pertimbangan. Setiap harinya, banyak kapal besar seperti tongkang yang melintas di Sungai Musi.

Apalagi di area dengan banyak kawasan industri seperti di Sumsel khususnya kota Palembang dikawasan perkotaan dengan sungai yang lebar sangat cocok membangun terowongandibandingkan jembatan.

Dikatakannya, jarak antara batas atas transportasi air dengan batas bawah jembatan Ampera sangat tipis.Tentunya, kata dia ini sangat berbahaya apalagi ada sebuah tongkang yang telah menabrak bawah jembatan Ampera beberapa waktu lalu.

"Karena itu, kami meninjau dahulu lokasi kedua Jembatan Musi IIIdan Musi V yang akan dibangun ini. Apabila mememungkinkan, di dua lokasi tersebut bisa saja dibangun terowongan bawah air dibandingkan jembatan,"kata dia.

Peter menjelaskan, setelah melakukan pengecekan secara detail di dua lokasi tersebut yakni dikawasan gandus untuk Musi V dan Pulau Kemarau untuk Musi III pihaknya akan melakukan pemaparan kepada tim BBPJN wilayah III.

"Kalau lokasinya cocok untuk dibangun terowongan bawah air, ini akan menjadi yang pertama," kata dia.

Tambah dia, tantangan terbesar untuk membangun jembatanadalah pembebasan lahannya. Namun pembangunan immersed tunnel ini tidak membutuhkan pembebasan lahan sebanyak membangun jembatan.

Lanjut dia, kalau membangun jembatan, harus membangun clearance ramp untuk ruas jalan pendekat.

“Clearance pun akan semakin panjang dan lebar apabila batas minimal jembatan ke permukaan air semakin tinggi. Biaya pun akan membengkang,” jelas dia.

Namun, berbeda dengan immersed tunnel yang berada di dalam tanah bawah sungai, tidak membutuhkan clearance dan tidak ada batas ketinggian untuk transportasi perairan.

"Untuk waktu kontruksi immersed tunnel pun rata-rata satu tahun lebih pendek daripada membangun jembatan di tempat yang sama,"kata dia.

Ia menjelaskan konstruksi Immersed tunnel terdiri dari beberapa segmen yang disambung yang dibangun di tempat lain sebelum ditempatkan di lokasi penempatannya.

"Selama membangun segmen konstruksi utamanya di tempat lain, pengerjaan pondasi dalam bawah tanah pun bisa dilakukan,” tambah dia.

Ia mengatakan, dana yang dibutuhkan untuk membangunterowongan bawah air relatif sama, tidak terlalu berbeda dengan pembangunan jembatan.

"Sedangkan untuk biaya perawatannya lebih murah serta umur bangunannya pun bisa mencapai 100 hingga 150 tahun, sedangkan jembatan hanya bertahan berkisar 70-80 tahun," tegas dia.

Kepala BBPJN wilayah III Thomas Setiabudi Aden mengatakan kementerian kantor Pekerjaan Umum telah bekerjasama dengan pihak Belanda untuk melakukan pekerjaan jembatan disini.

"Pihak kedutaan Belanda ini datang untuk melihat, mempelajari dahulu untuk progres pembangunan jembatan musi di Palembang ini," kata dia.

Diakuinya, awalnya pembangunan Musi III ini akan dilakukan seperti jembatan namun karena ada masalah yang mengganggu nilai sejarah maka diganti dengan sistem konstruksi Immersed Tunnel atau terowongan bawah tanah.

"Musi III awalnya mau jembatan yang punya kelebihannya memiliki ikon, namun kita ada problem. Adanya daerah bersejarah yang terkena karena itu, kita coba kalau kita lewat bawah ganggu gak sih namun ini masih kita pelajari," kata dia.

Thomas mengatakan, penerapan konstruksi Immersed Tunnel ini dikatakannya sebenarnya menelan biaya yang lebih murah seharusnya.

Hal ini dikarenakan selain pembebasan lahan yang tak banyak, untuk kontruksi juga lebih mudah."Kalau kita lihat sistem tunnel ini kan lebih cepat bukan seperti sistem ngebor, kita bikin tunnel didarat dan akan ditanam dibawah," kata dia.

Ia mengatakan dengan menggunakan sistem Tunnel ini dinilai akan lebih murah dibandingkan sistem lainnya.Untuk pembiayaan untuk jembatan musi III ini pihaknya telah menyiapkan dana sekitar Rp 600 hingga Rp 700 miliar.

Nantinya, apabila jembatan musi III ini akan menggunakan sistem kontruksi tunnel ini akan menjadi yang pertama di Indonesia.

"Ini bakal jadi yang pertama di Indonesia karena belum ada di Indonesia dan kita ingin ini ada di Palembang," jelas dia.

Ia mengatakan Musi III ini sedikit lebih panjang dari jembatanmusi II karena lintasannya pun juga panjang.

"Secara detail berapa panjang, saya kurang hafal namunjembatan musi III ini akan melewati pulau kemarau yang nantinya rencana kita akan dibuat semacam museum di pulau kemarau tersebut, "tegas dia.

Thomas mengatakan progres pembangunan jembatan musi III ini lebih diprioritaskan dibandingkan jembatan musi V karena untuk mengembangkan Palembang dirinya punya mimpi Palembang mempunyai 3 jalan lingkar besar dan radial yang memotong.

"Dan musi III ini bagian dari satu jalan lingkar yang menghubungkan airport," jelas dia.

"Rencana pembangunan musi III dan musi V masih dalam tahap fisibilty study yang akan dimulai tahun depan.Tahun ini kita sudah bangun dua jembatan satu provinsi dan satu kita,"kata dia.

Tambah dia, Belanda yang lebih berpengalaman dalam membangun terowongan bawah air, menilai terowongan lebih efisien dibandingkan jembatan untuk infrastruktur penyeberangan sungai.

Thomas menuturkan, pihaknya telah menetapkan sembilan infrastruktur penyeberangan Sungai Musi, baik itu terowonganmaupun jembatan dalam rencana strategis jangka panjang pembangunan di Sumatera Selatan.


sumber : palembang.tribunnews.com

Subscribe to receive free email updates: